Kabupaten ini memiliki luas wilayah 12.664 km² dan berpenduduk kurang lebih sebanyak 180.000 jiwa. dengan Buntok sebagai ibu kotanya. kabupaten yang memiliki motto " dahani dahanai tuntung tulus " terdiri atas enam kecamatan yaitu:Dusun Selatan,Dusun Utara,Karau Kuala,Gunung Bintang Awai,Jenamas,Dusun Hilir,
Dengan enam suku yaitu, Suku Dayak Ngaju,Suku Dayak Bakumpai,Suku Dayak Maanyan,Suku Dayak Lawangan,Suku Dayak Dusun dan Suku Dayak Bawo.
- Potensi kepariwisataan di kecamatan ini masih sangat orisinil dan belum tergali, dimana terdapat Sungai Air Hitam (dengan ekosistem air hitamnya) serta ada juga potensi spesies Anggrek Hitam (Hanya tumbuh dan berkembang di daerah tersebut; Desa Sanggu. Desa Sanggu mempunyai dua danau yang dipisahkan oleh daratan kecil, yang airnya berwarna coklat seperti teh pekat. Sekarang desa Sanggu sudah mulai dilirik pemerintah sebagai desa wisata. Di sana disediakan gazebo dan sepeda air untuk menikmati danau yang sangat khas yaitu penuh dengan bunga bakung yang ditumbuhi anggrek pensil.
- upacara adatyang terkenaldi daerah ini adalah Wadian/Balian/Belian yaitu upacara pengobatan pada suku Dayak Bawo, Dusun, Maanyan, Lawangan, Benuaq dan Bukit. Suku-suku serumpun ini hidup bertetangga di sekitar wilayah yang berbatasan di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Sedangkan pada suku Melayu pedalaman (Suku Melayu Petalangan/Suku Talang mamak) disebut Bulian. Seringkali juga dipakai sebagai sebutan untuk orang yang mengobati (tabib) dalam upacara pengobatan tradisional Dayak tersebut yang dinamakan balian dalam berbagai dialek seperti bolin (Dayak Pesaguan), boretn (Dayak Simpakng), baliatn (Dayak Jalai).
- Gambaran Umum Daerah
1. 1. Wilayah Administrasi
Kabupaten Daerah Tingkat II Barito Selatan dibentuk pada tanggal 21 September 1959 berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1820). Setelah berjalan 42 tahun maka berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2002, Kabupaten Barito Selatan dimekarkan menjadi Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur.
Kalau sebelum pemekaran Kabupaten Barito Selatan terdiri dari 12 kecamatan dengan luas wilayah 12.664 Km2 maka setelah pemekaran tinggal 6 kecamatan dengan luas wilayah 8.830 Km2.
1. 2. Geografi Wilayah
Secara geografis Kabupaten Barito Selatan terletak pada posisi membujur atau memanjang sungai Barito dengan letak Astronomis 1° 20’ Lintang Utara – 2° 35’ Lintang Selatan dan 114° – 115° Bujur Timur. Perbatasan Kabupaten Barito Selatan adalah :
Sebelah Utara dengan Kabupaten Barito Utara.
Sebelah Timur dengan Kabupaten Barito Timur.
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara (Provinsi Kalimantan Selatan).
Sebelah Barat dengan Kabupaten Kapuas.
1. 3. Topografi
Dari luas Kabupaten Barito Selatan yang 8.830 Km2, sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0 sampai 38 meter di atas permukaan laut. Daerah yang memiliki dataran tinggi sampai berbukit hanyalah sebagian kecamatan Gunung Bintang Awai sebelah Selatan dan Timur. Dengan demikian maka wilayah Kabupaten Barito Selatan adalah hutan hujan tropis dataran rendah (377.395 hektar), hutan rawa (271.550 hektar), sungai dan danau (44.623 hektar) serta penggunaan lainnya (189.432 hektar), dengan jenis tanahnya adalah tanah organol dan alluvial, dimana tingkat kesuburannya sedang.
Topografi wilayah yang bercirikan dataran rendah dan rawa meliputi seluruh tepian sungai Barito, sementara bagian hilir merupakan daerah rawa pasang surut. Sebagian besar ketinggian daratan antara 0 – 38 M di atas permukaan laut. Sedangkan wilayah antara 39 – 55 M di atas permukaan laut yang merupakan plateau hanya sebagian kecil dari Kabupaten Barito Selatan.
1. 4. Klimatologi
Menurut Dr. A.H. Schmit dan Ir. J.H.A. Ferguson dalam verhandelingen Nomor 42 dari Jawatan Meteorologi dan Geofisika, iklim Kalimantan masuk tipe A dan sebagian tipe B. Tipe A adalah iklim suatu daerah yang dalam setahun ada 12 bulan penghujan yang bulan hujannya lebih dari 100 mm. Sedangkan tipe B adalah daerah yang iklimnya memiliki 10-11 bulan penghujan dan memiliki 1-2 bulan kemarau. Sedangkan menurut Dr. Mohr, iklim Kalimantan termasuk tipe I dan IA. Tipe I adalah iklim dimana daerah itu tidak memiliki musim kemarau sedangkan IA memiliki 1-2 bulan kemarau. Karena itu Kalimantan sebagai daerah dengan iklim tipe A dan B menurut Dr. Schmit dan Ir. J.H.A Ferguson atau tipe I dan IA menurut Dr. Mohr adalah daerah yang kaya dengan hutan hujan tropis khatulistiwa yang sangat lebat.
Iklim Kabupaten Barito Selatan adalah tropis dan lembab, dengan temperatur siang hari antara 26 – 33° C, malam hari antara 14 – 20° C. Suhu rata-rata minimum 29° C dan maksimum 36° C. Curah hujan bulan Oktober – Maret rata-rata 2.000 – 3.000 mm per tahun dan rata-rata bulanan antara 175 – 490 mm.
2. Gambaran Demografi
2. 1. Kependudukan
Kabupaten Barito Selatan dengan luas wilayah 8.830 Km2, memiliki jumlah penduduk pada akhir tahun 2008 sebanyak 127.254 jiwa. Dari perbandingan luas daerah yang dimiliki dengan jumlah penduduk yang menghuni maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Barito Selatan adalah 14 jiwa per Km2.
2.2. Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Data penduduk Kabupaten Barito Selatan Tahun 2008 berdasarkan agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dianut adalah :No Agama Jumlah Pemeluk (Jiwa)
1 Islam 85.861
2 Kristen Protestan 26.112
3 Katolik 8.977
4 Hindu / Kaharingan 5.755
5 Buddha 216
6 Lain-lain 333
3. Kondisi Perekonomian
Pertumbuhan riil perekonomian Kabupaten Barito Selatan mengalami peningkatan positif sepanjang tahun 2001-2005. Tahun 2001, PDRB Barito Selatan mengalami pertumbuhan 0,57 %, tahun 2002 meningkat menjadi 1,36 %, tahun 2003 menjadi 2,83%, tahun 2004 menjadi 3,79%, maka dalam tahun 2005 menjadi 5,07%.
Secara garis besar, kehidupan ekonomi kerakyatan masyarakat Kabupaten Barito Selatan adalah pertanian, menyerap 69,91 % tenaga kerja, sektor jasa 9,80 % dan perdagangan 9,09 %.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar